
Ternyata, menurut salah satu buku yang pernah aku baca, Kota Sibolga adalah kota terkecil di Indonesia...
Akhirnya Ujian Sekolah yang ditunggu-tunggu tiba. Sejujurnya....aku tidak terlalu mengerti pelajaran yang akan diujiankan. Disamping karena otakku sudah diprogram ingin cepat-cepat lulus keluar dari sekolah itu tanpa mempedulikan nilai, alasan guru nya juga berpengaruh.Tak tahu kenapa, hampir setiap pelajaran maematika khususnya...perutku selalu berkontraksi dan berujung tidak mengerti.Karena suara gurunya yang selalu membuat perut mulas.
Tapi aku terus berusaha, yang terpenting masih punya semangat untuk bisa. Setiap hari aku belajar dan belajar tapi tetap nihil. Setelah dibagikan hasil ujian ternyata benar saja tidak memuaskan...nyaris menyedihkan. Hanya nilai IPA yang paling tinggi disusul dengan B.Indonesia dan berakhir dengan Matematika yang menyedihkan.Kayanya otak kiri ku memang tidak jalan. Makanya kalau sekarang ditanya gimana hasil ujian waktu SD "ya ngga tau" Benar-benar ngga mau diingat-ingat lagi.
Tapi kesedihan nilai jelek tlah tertutupi rasa bahagia LULUS dan terbebas dari mereka. Aku tidak akan dilempari kerikil lagi..Aku tidak akan diludahi lagi oleh anak-anak laki-laki itu!Nah ini yang paling terpenting.
Waktu itu aku ikut seleksi masuk sekolah swasta islam, aku lulus dengan peringkat 20 besar. Tapi ngga aku ambil formulirnya. Karena sekolahnya terlalu jauh...di daerah kota Pandan. Beberapa hari kemudian teman ibuku memberikan formulir sekolah swasta juga, tapi sekolah swasta Buddha. Ya tentu saja aku senang, aku tidak akan masuk sekolah negeri, berarti tidak akan bertemu lagi dengan mereka.
"Bu, yaudah anaknya masuk ke Tri Ratna aja, bagus sekolahnya, disiplin pokoknya" kata teman ibuku.
Namanya juga di kota kecil jadi sekolah negeri masih kurang, yang lebih bagusnya sekolah-sekolah swasta.
Dan hari itu aku dan ibu mendaftar ke Tri Ratna. Sekolahnya bagus, bersih dan rapi. Itu kesan pertama yang aku lihat. Tapi aku sedikit takut, nanti aku akan berteman dengan orang-orang yang berbeda agama, berteman dengan orang-orang chinese.
"Bu, emangnya ngga apa-apa sekolah yang agamanya Buddha?Dosa ngga?" tanyaku polos
"Ngga apa-apa kak...yang penting jangan diyakini. Ambil ilmu nya aja, di sana saingannya banyak. Jadi bisa termotivasi belajar"
Liburan pun usai, aku mulai masuk sekolah dan menjadi anak putih-biru. Rasanya ada rasa bangga menggunakan seragam putih-biru dan akan bersekolah di sekolah swasta Buddha yang kata masyarakat kota Sibolga sih sekolah yang bagus.Pagi itu entah mengapa aku sangat bersemangat! Tidak ada beban sama sekali tidak seperti waktu SD. Hari ini aku akan bertemu dengan teman-teman baru yang berbeda.
Karena hari pertama aku pergi ditemani ibu. Sekolahku yang baru tidak terlalu jauh dari rumah, sebenarnya jalan kaki juga dekat, 10 menit juga nyampe apalagi naik mobil gini...baru duduk yah udah nyampe lagi.
Sekolah yang terletak di Jl. S.Parman ini memiliki Vihara di depannya, yaitu Vihara Avalokitesvara. Di belakangnya ada SD, SMP dan SMA Tri Ratna. Sekolah ini memang benar-benar besar. Semua siswa baru ajaran 2007-2010 disuruh berkumpul di aula.Di sana kami diberi tahu akan masuk kelas mana. Dan ternyata aku masuk kelas 7-1. Satu angkatan hanya 2 kelas, 7-1 dan 7-2. Hari itu aku berkenalan dengan Maria, gadis chinese berambut lurus dengan kulit tidak terlalu putih seperti orang chinese biasanya. Aku dikenalkan dengan teman-teman lainnya.
Hari ini kami diberi penjelasan-penjelasan tentang SMP Tri Ratna dan berkenalan dengan guru-gurunya atau disebut juga MOS. Pertama,kami masuk ruangan kelas yang paling atas dan terlihat pemandangan laut.Di sana kami dijelaskan tentang tata tertib dan bagaimana menjadi siswa disiplin yang dijelaskan oleh Pak Tommy, guru agama Buddha. Aku kira guru agama Buddha nya bakal berkepala botak seperti yang aku lihat di tv...ternyata salah hahaha. Yang berkepala botak itu namanya Bhikku (laki-laki) kalau Bhikkuni (perempuan).
Tiba-tiba Pak Tommy mengucapkan "Namo Buddhaya" disambut dengan anak-anak yang lain menjawab "Namo Buddhaya" dengan kedua telapak tangan ditempelkan ke arah atas lalu di letakkan di depan dada namanya sikap anjali. Tentu saja aku heran baru melihat pemandangan seperti ini. Ooh ternyata ini cara salam mereka yaa.Kemudian kami berkenalan satu-persatu.
Sambil mendegar penjelasan Pak Tommy, terasa semilir angin laut yang perlahan-lahan membuat ngantuk seisi ruangan. Pelajaran dari Pak Tommy pun selesai. Kami diberi istirahat sejenak dan berlanjut ke pelajaran berikutnya. Tentang Ti Tje Gui (kalau tidak salah penulisannya) Hah? apaan tuh. Mau ngapain lagi habis ini?semakin penasaran.
Dan ternyata belajar bagaimana menjadi anak yang baik dan disiplin degan bahasa Mandarin. Walah walah...yang megajarkannya oleh Bu Witaria (kepala sekolah dan guru Mandarin kelas 3 juga) Beliau mengucapakan kata-kata Mandarin yang tak ku mengerti artinya
Ti Tje Gui Cong Xi, Tie Tje Gui Ce Cing Xing blablabla..kami semua harus mengucap ulang yang beliau katakan. Tiba-tiba beliau menunjuk sambil memasang muka agak marah ke arah anak-anak pribumi termasuk aku.
"Kalian salah! Coba ulangi"
Waduh, sereeem..ya mana bisa langsung bener. Apalagi aku emang bener-bener murid baru, bukan dari SD sekolah di sininya.
Dan akhirnya hari ini selesai, kami berkumpul kembali di aula untuk penutupan hari ini. Tiba-tiba ada anak yang memanggilku kalau tas ku terbuka. Dan dia menyapa sambil memberi tahu namanya.
"Hai, Aku Jesica..murid baru ya?"
"Iya, Aku Fairuz.."
Wah senangnya hari itu aku berkenalan dengan banyak orang. Dan harus masih semangat, masih ada MOS hari ke-2. Apa yang terjadi selanjutnya?
No comments:
Post a Comment