Saturday, May 26, 2012

Pindah...(Part 10)

Hari ke-2 MOS! Hari itu seluruh siswa diajak berkeliling-keliling lingkungan sekolah. Kemudian dikenalkan area Vihara. Di sana ada patung harimau berdiri gagah. Dari pintu masuk sudah tercium wangi dupa atau hio kalau tidak salah namanya yang sangat menyengat, ya inilah ciri khasnya.
Ini di dalam Viharanya
Lalu kami duduk bersama di aula untuk meditasi. Kita duduk bersila, tangan disimpan di atas paha sambil memejamkan mata. Ketika kami bermeditasi ada guru yang membacakan paritta (doa). Aku sih pas meditasi sambil baca shalawat aja dalam hati~ Dan memang bikin tenang loh habis meditasi. Meditasi itu memusatkan pikiran kita agar bisa lebih tenang lagi. Kalau menurut agama Buddha, agar pikiran kita tetap terjaga dari hal-hal negatif.

Meditasi pun selesai, kami diberi waktu untuk istirahat. Dan saat itu aku berkenalan lagi dengan teman-teman sekelasku. Aku berkenalan dengan Natalia, Serlin, Fanny, Jenny. Ternyata mereka ramah-ramah. Aku kira bakal sombong-sombong ternyata tidak.
Ohiya karena di sekolah Buddha setiap bertemu guru harus mengucapkan salam Buddhist"Namo Buddhaya Svasti hotu" atau "Svasti hotu" saja sambil bersikap anjali. Ya walaupun aku muslim mau tidak mau harus mengikuti, sekali lagi yang penting tidak meyakini. Ini pengalaman pertama bersekolah di swasta yang bukan beragama islam. Awalnya memang kaget tapi lama-lama asik juga, bisa tahu bagaimana agama lain.

Sekilas info Sibolga
Hampir 1 tahun di Sibolga...Dan ada 1 hal yang selalu membuat kami takut yaitu Gempa! Di sana sering gempa. Tiap bulan bisa 2-3x gempa.Karena kota ini dilewati pantai barat yang merupakan daerah yang sering gempa. Apalagi kota Sibolga dekat dengan Aceh. Kalau Aceh gempa ya Sibolga juga ketularan. Kalian pasti ingat kan waktu tanggal 26 Desember 2004 Aceh dilanda tsunami..Nah tepat saat itu juga Pulau Nias terkena tsunami juga. Tapi anehnya kota Sibolga tidak terkena tsunami, karena laut kota Sibolga dikeliling pulau-pulau kecil jadi ombak tsunami sudah pecah di sana, ombak tidak terlalu besar tiba di daratan. Makanya setiap ada isu-isu tsunami masyarakat kota Sibolga langsung mengungsi ke daerah tinggi.

Hari Rabu, hari itu kegiatan belajar mulai dilaksanakan. DEG DEGan apa jadinya aku diantara orang-orang chinese yang pintar-pintar.Aku janji tidak akan mengecewakan ayah ibu lagi...Aku janji SMP akan berubah. Aku akan menunjukkan kalau aku juga bisa. Boleh deh waktu SD aku memang ngga ngerti apa-apa. Tapi kali ini ngga boleh ada kata gagal lagi.
Sebelum pukul 7 semua anak-anak harus sudah tiba di sekolah. Kelas 7-1 terletak di lantai 2, kelas yang tidak terlalu kecil pas untuk 40 siswa.Yang beragama Islam dikelas hanya 3 orang loh.Aku diajak duduk bareng Maria, teman pertama ku saat MOS. Dia baik, ramah tapi sedikit agak kasar.
"Siap!Berdiri"
"Anjali" perintah ketua kelas
"Namo Buddahaya Svastihotu, Selamat Pagi Buuu"
Sebelum pelajaran dimulai biasanya kami berdoa dulu memejamkan mata sambil bersika anjali, membacakan Paritta Vandana seperti dinyanyikan, yang bunyinya seperti ini :
Namo Sanghyang Adi-Buddhaya (3x)
Namo Tassa Baghavato Arahato Sammsambuddhassa (3x)
Namo Sabbe Bodhisattvaya Mahasattvaya (3x)
Dan ditutup dengan kata Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta,Semoga semua makhluk berbahagia bebas dari penderitaan.( Sampai sekarang aku masih ingat doa nya  udah kaya surat Al-Fatihah)
 Setiap istirahat, aku diajak bersama teman-temannya (gengnya) ke kantin. Polos...seperti biasa, yasudahlah yang penting ada teman dulu.
Hari Minggu,Fany dan Maria main ke rumahku. Kita berkeliling-keliling kota Sibolga dengan sepeda. Tiba-tiba kita sedang menggowes sepeda, ada yang berteriak memanggil-manggil namaku. Aku kenal betul suaranya.Hah jantung nyaris copot! Tangan langsung dingin.Rem sepeda kutarik..
"Maria!Maria! cepetan yu takut! cepet ke rumah ngga usah sepedaan lagi!" teriakku histeris
"Hah, lu kenapa Fai? Mereka yang manggil-manggil? Kenapa takut?Dia Taufiq kan?"
Aku terdiam...Kenapa Maria bisa kenal. Taufiq tuh jahaat.
Kami pun kembali ke rumah, aku meneceritakan pengalaman waktu SD ku kalau mereka itu jahat. Ternyata Maria dan Fany kenal Taufiq.
"Kamu kok bisa kenal sama dia sih?"tanyaku
"Cuma tau aja kok...dia yang suka di pasar belakang kan?"
Diam.

Seminggu pun berlalu, hari itu ulangan matematika. Tiba-tiba Maria bilang " Fai, hhm bantuin ya hehe"
Aku hanya mengangguk,tidak bisa menolak karena aku tipe orang yang tidak enakkan.
Aku menghitung, menulis jawabanku sambil disebelahku Maria melihat dan menyalin jawabanku. Saat itu tak sempat terpikirkan bagaimana kalau  jawaban kami benar-benar sama dan bu guru akan curiga.
Ketika ulangan matematika tersebut dibagikan, nilai ulangan aku dan Maria sama, 80.
"Fairuz..Maria.. Kenapa nilai ulangan kalian sama, ibu perhatikan jawabannya betul-betul sama,tidak ada yang beda!Maria kamu nyontek ya??"
"Ha!Ngga kok Bu" "
"Fairuz, benar kan dia nyontek?"
"Ng..ggaa kok Bu"
"Jujur saja jangan takut,ngga mungkin dia ngga nyontek"
"Ee sedikit bu"
"Tuhkan benar,jangan nyontek lagi Maria"
Sejak kejadian itu Maria berubah, dia jadi lebih judes dan memarahi ku. Dia bilang ke teman-temannya kalau yang menyontek itu aku bukan dia.
Waktu istirahat,teman-teman yang lain menghampiriku "Eh Fai tenang aja kok kita tahu,bukan kamu kan yang nyontek, Maria emang gitu, yu gabung aja sama kita.." Dan disanalah aku merasa tenang, ketika  teman-teman punya rasa percaya.
Pukul satu siang sekolah berakhir,tiba-tiba Maria bilang "Awas ya aku suruh Taufiq ke rumah lu!"
Tangan, kaki semuanya lemas..."Mar jangan dong Mar..Maaaaf ya yang tadi" Dia pergi..
Ohiya, di Tri Ratna setiap hari Senin-Rabu-Jumat ada koku lagi jam 3 sorenya. Koku itu kegiatan belajar lagi kalau jam pelajaran pagi kurang. Makanya sekolah disini benar-benar berrrrraat. Matematika,Fisika 6-8 jam seminggu. Belum hampir tiap hari banyak tugas.Eitss kalau ngerjain PR mendingan di rumah! Bahaya kalau dikerjain di sekolah, bisa kena hukuman loh...Pasti gurunya nanya,siapa yang ngerjain di sekolah, mending salah tapi ngerjainnya di rumah, itu lebih baik.
Sepanjang perjalanan ke rumah aku ketakutan, kenapa sudah berpisah dengan mereka masih saja berurusan lagi dengan Taufiq dan Boy.Argh! selalu ada mereka...mereka lagi mereka lagi..
Sampai di rumah, aku langsung ke kamar, biasanya nangis kalau udah kaya gini..dasar cengeng ya. Karena menangis itu bikin perasaan lebih tenang. Setelah was-was seharian gara-gara ancaman itu, toh nyatanya ngga datang tuh Taufiq dll.
Semenjak kejadian itu aku dan Maria menjauh,tapi aku sih udah minta maaf berkali-kali, kebalik ya?mestinya dia yang minta maaf. Tapi akhirnya dia sendiri yang malu,dia yang minta maaf juga. Aku sudah tidak terlalu akrab lagi, aku lebih sering bersama Jesica, Natalia, Serlin, Jenny, Dwi, Marconi, Annita.
Di sana anak-anaknya pintar-pintar, biasalah chinese, tapi aku juga ngga boleh kalah. Aku sendiri paling suka ngeliat Surya kalau dia lagi ngitung, semua jari-jarinya bergerak, sempoa bayangan. Pokoknya kagum deh keren! mau ngitung 86767534673 dibagi 3,475? Ah nyuruh dia aja bisa kok. Cowo bernama lengkap Surya Buwana Wangi ini hampir setiap hari menjenggut dan memainkan rambutku yang keriting. Surya anak yang benar-benar cerdas,selalu menjuarai olimpiade matematika dan selalu kita ejek-ejekin suka sama Jesica. Mereka berdua selalu bersaing menjadi yang terbaik.
Lain lagi dengan Robert,sahabatnya Surya sekaligus teman debat kalau lagi diskusi,ngga akan pernah ada habisnya.Memiliki kepala yang agak besar, jadi sering disebut kepala radiasi.
Semakin hari samakin seru di kelas! Yeah!


Di sana ada pelajaran bahasa Mandarin, 10x lipat lebih susah dari bahasa Jepang! Membaca hurufnya aja ada nadanya. Banyak kata-kata yang bunyi nya sama tapi artinya beda.Makanya susaah. Eits tp aku mau sombong nih, dulu tiap ulangan selalu dpt nilai 90 atau 100 hehe. Harus rajin nulis mandarinnya sih intinya. Pernah suatu hari Laotse Mei Suang memuji tulisanku.


No comments:

Post a Comment