Sunday, March 2, 2014

Bersama Adik-Adik Asuh

Misalnya ada yang bertanya "Gimana kuliah? Betah?"
Saya akan menjawab "Iya betah sih, betah gara-gara gedung Loka Jagatdita(ged.jurusan) itu adem banget walaupun di luar panas kaya neraka,ngga kaya gedung-gedung lain yang rata-rata gedung baru"
"Ha? Gara-gara itu? Itu doang?"
"Ada beberapa sih,sekarang saya teracuni jurusan yang setengah dewa ini,jurusan yang segala dipelajari,ternyata rame"
"Terus...ada adik-adik asuh"

Saya salah satu relawan pengajar di Adik-Adik Asuh kampus,sebagai pengajar bahasa Inggris dan IPA. Memang, perlu kesabaran ekstra menghadapi usia-usia seperti mereka. Tapi itu menjadi kesenangan sendiri. Saya belajar bagaimana menghadapi berbagai karakter. Ada yang bandel, pendiem, cerewet, gampang bosan dan banyak lagi.

Hari ini kami baru saja belajar berenang. Kami berenang di daerah Cileunyi.Yaa sejam dari kampus.Ketika pagi-pagi baru sampai masjid.
"Kak Faaay!" beberapa dari mereka berlari menghampiri.
"Kak pengen belajar bahasa Inggris lagi sama kakak, kapan dong"
"Aduh kakak juga pengen dong hahaha,tapi kan tergantung jadwalnya"
"Kak,pokoknya hari ini ajarin berenang ya Kak!"

Tangan kananku tiba-tiba ada yang meraih,digenggamnya dengan erat. Padahal kami belum terlalu dekat,mungkin baru pertama sedekta ini, karena saya belum pernah belajar dengannya. Namanya Mega. Lalu disusul tangan kiriku digenggam oleh kakaknya,Sabda.

Kemanapun aku berjalan,mereka menggenggam tanganku. Seakan tidak mau berjauh-jauhan. Ntah ada magnet apa. Padahal kami baru saling mengenal.Dan rasanya begitu damai.

Perjalanan menuju kolam renang pun dimulai. Ditempuh dengan waktu satu jam. Anak-anak yang ikut sekitar dua puluh enam anak dan kakak-kakak asuhnya sepuluh orang. Baru saja saya berganti pakaian renang. Tiba-tiba ada yang teriak minta tolong. Ternyata ada yang tenggelam! Langsung saja saya bergaya penyelamat pantai seperti di film. Engingeeeng! (coba bayangin filmnya)

*BYUUUR* Saya nyemplung ke kolam 2M. Saya mencoba menarik badannya. Eeeh,ternyata anaknya lebih tinggi dan tampaknya lebih berat. Akhirnya, saya ikutan kelelep,gara-gara badannya bertumpu di badan saya yang kecil ini. Sambil berenang menuju pinggir,tangan saya ditarik sama yang lain. Dan akhirnya selamat.

"Kak, makasih ya udah nolongin aku"
"Hahaha iya sama-sama, pantesan kakak kelelep, kamu badannya tinggi gitu,kakak...pendek. Kalau lain kali ngrasa tenggelam jangan panik seharusnya, kalau gerak-gerak terus malah cape ntar malah beneran tenggelam"

Dan hari ini si gue jadi pahlawan tapi kelelep juga.

Singkat cerita kita makan ke daerah Unpad Jatinangor, di sana ada rumah makan temennya Teh Ley. Dan ternyata... kita dapet rezeki. Semua makanan yang kita makan jangan dibayar dan malah dikasih uang, uang tersebut sebagai donasi untuk adik-adik asuh.

Sebenernya, saya lagi banyak tugas nih, tapi masih aja nyempet-nyempetin nulis,hehe.


No comments:

Post a Comment